Khamis, 5 September 2013

KEUTAMAAN BERTAFAKUR





Disebutkan di dalam hadits, bahwa tafakur sesaat adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dorongan untuk bertafakur, tadabur, berpikir, dan mengambil pelajaran dapat diketahui dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits. Tafakur adalah kunci untuk memperoleh cahaya, asas meminta pertolongan dan perangkap ilmu....

Selanjutnya Ibn ‘Umair berkata, “Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Maka ‘Aisyah menangis, lalu berkata, “Setiap ihwalnya menakjubkan. Pada malam giliranku, ia datang kepadaku sehingga kulitnya menyentuh kulitku. Beliau berkata, ‘Biarkan aku shalat kepada Tuhanku.’ Maka beliau pergi ketempat air, lalu berwudhu. Kemudian beliau shalat. Maka beliau menangis sehingga basah janggutnya. Kemudian beliau sujud sehingga air matanya membasahi tanah. Selanjutnya beliau berbaring pada salah satu sisinya hingga datang Bilal menyeru shalat subuh. Maka Bilal bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkanmu menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang.’ Beliau menjawab, ‘Bagaimana kamu ini, wahai Bilal, apa yang mencegahku untuk menangis. Sesungguhnya pada malam ini Allah SWT telah menurunkan wahyu, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang berakal.”

Selanjutnya beliau bersabda, ‘Celakalah orang yang membacanya tetapi tidak memikirkannya.’”

Ada yang bertanya kepada Al Auza’i, “Apa tujuan memikirkan penciptaan langit dan bumi? Al-Auza’i menjawab, “Membaca ayat-ayat tersebut dan memahaminya.”

Al-Junaid ra., berkata, “Majelis yang paling mulia dan paling tinggi adalah duduk dengan memikirkan medan tauhid, hembusan angin makrifat, minum dengan gelas cinta dari lautan kasih dan pandangan dengan prasangka baik kepada Allah SWT.” Kemudian ia berkata, “Aduhai betapa agungnya majelis dan betapa lezatnya minuman. Bahagialah bagi orang yang dianugerahinya.”

Tiada ulasan:

Catat Ulasan